Selasa, 28 September 2010

Mengajar Dengan Ikhlas

Sarana dan prasarana sekolah bukanlah hal utama untuk membentuk murid yang cerdas dan pintar. Peran guru  menjadi kunci utama dalam pendidikan di sekolah. Untuk membentuk murid yang cerdas dan berbudi pekerti, tentunya tidak hanya membutuhkan guru yang pintar saja, tetapi juga memiliki keikhlasan dan mencintai pekerjaannya sebagai pendidik.

Cukup banyakkah guru di Indonesia yang seperti itu? MASIH ingat kisah Andrea Hirata yang dituangkannya dalam buku Laskar Pelangi? Bagaimana  seorang guru bernama Ibu Muslimah dengan segala keterbatasan sarana dan prasana di sekolah, mampu mendidik 10 muridnya walaupun menempati ruangan sekolah yang serba kekurangan.

Perannya sebagai pendidik dijalankannya dengan penuh keikhlasan dan sepenuh hati. Kisah ini pula yang diungkapkan Kepala Badan Perpustakaan Kaltim Syafruddin Pernyata, dalam Seminar Pendidikan yang digelar Majelis Pemuda Indonesia Komite Nasional Pemuda Indonesia, di Kantor Gubernur, Sabtu (5/6).

Mutiara ada di mana mana, tapi yang bisa mengasah dan membuat mutiara yang cantik adalah guru mereka. Kalau mau pendidikan itu bagus, maka perbaiki gurunya. Kesejahteraan guru memang perlu, tapi yang paling penting dari itu semua adalah keihklasan hati sebagai pendidik, papar Syafruddin.

Mantan Kepala Disdik Kaltim ini pun menuturkan agar guru jangan hanya mengejar kesempatan sertifikasi belaka tanpa ada perbaikan dalam pengajaran di dalam kelas.

"Jadi mengajarlah dengan hati. Jangan hanya berpikir sering sering ikut seminar supaya dapat sertifikat dan mudah sertifikasi," ujarnya. (*)

Editor : widodo
Source : Tribun Kaltim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar