Senin, 11 Oktober 2010

Resep Camilan Enak Dan Sehat Tanpa MSG

Resep Keripik Keju Resep kudapan ringan sehat tanpa MSG : Resep Keripik KejuBahan 
Membuat Keripik Keju:
  • 250 g tepung terigu
  • 25 g tepung tapioka
  • 75 g keju parut
  • 1 butir telur
  • 50 ml santan
  • 1/4 sdt soda kue
  • 50 g wijen
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt merica bubuk
Cara Membuat Keripik Keju:
  1. Campur tepung terigu, tepung tapioka, keju, soda kue, garam, dan merica. Aduk rata.
  2. Masukkan telur dan santan, uleni hingga kalis. Tambahkan wijen lalu giling adonan dan tipiskan hingga setebal 1 mm.
  3. Potong berbentuk karakter binatang atau bentuk lain yang lucu. Panaskan minyak, goreng keripik hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan.
  4. Simpan dalam stoples kedap udara.
Untuk 8 porsi
Nilai gizi per porsi:
Energi: 160 Kal
Protein: 4,9 g
Lemak: 5,3 g
Karbohidrat: 19,3 g
TIP
Keripik keju merupakan kreasi dari cheese stick yang lebih kaya akan keju dan wijen. Keju membuat snack ini terasa gurih dan renyah. Wijen dapat juga diganti dengan jenis kacang-kacangan lain, seperti pistachio, kacang mete, atau kacang tanah.

Sumber : Tabloid-nakita.com

Download Gratis Presentasi Dakwah

Sahabat blogger Indonesia yang optimis ,
Password kita hari ini masih sama : optimis ! Perkembangan teknologi dengan segala fenomenanya ternyata membuat dunia ini lebih indah dan berwarna. Memang ada satu dua yang menjadikan teknologi sebagai senjata untuk kemaksiatan dan kesia-siaan tak terkira. Begitu pula yang terjadi di dunia maya, teknologi bisa menjadi pisau bermata dua. Seorang anak ingusan bisa dengan mudahnya menemukan parade wanita telanjang, hanya dengan mengetikkan satu dua kata di berbagai mesin pencarian yang ada. Begitu pula seorang mahasiswa tingkat awal akan dengan mudah mempelajari segala pemikiran dan ideologi. Dari mulai sosialis revolusioner, liberal moderat, hingga fundamentalis praktis ! Singkatnya berbagai kemaksiatan, baik yang bersifat syahwat (nafsu) maupun syubhat (pemikiran) bisa dengan mudah diakses di dunia maya ini.

Tapi sebaliknya, banyak pelajar, mahasiswa, dosen, peneliti, bahkan professor sekalipun, menjadikan intenet sebagai 'patner' sekaligus referensi belajarnya, atau bahkan corong pemikiran-pemikirannya, sehingga kemudian bisa menginspirasi yang lainnya. Begitu pula ibu rumah tangga yang dulunya 'ingin' ke luar rumah dengan berbagai alasan, kini bisa lebih enjoy di rumah untuk mempelajari aneka resep masakan dan yang sejenis itu di depan layar monitornya. Ada yang membuat "home office" dengan seperangkat komputer yang telah online, atau bahkan sekedar bernostalgia dengan teman-teman kecilnya via situs jejaring sosial semacam facebook maupun friendster. Semuanya begitu bermanfaat di tangan orang-orang yang optimis !

Mungkin benar kata temen kuliah saya -saat sama-sama online di kelas perkuliahan- , ia mengatakan : content seluruh situs internet sebenarnya 95 % positif dan bermanfaat, hanya sekitar 5 % saja situs-situs sampah yang full kemaksiatan. Namun sayangnya, yang 5% itulah yang diakses oleh 95 % pengguna internet di dunia ! wal iyyadzh billah ..

Saya sendiri menemukan banyak hal di internet, dari yang buruk hingga yang baik. Yang full vandalisme, komunitas underground, hingga bahkan berdialog dengan sekte pemuja setan sekalipun (berbahasa inggris), sebaliknya, saya juga menemukan dari mulai situs sufi yang menentramkan hati, hingga situs jihadi yang memompa solidaritas dan semangat juang islami. Selain itu semua, tentu saja internet juga menjadi pelengkap dan penambah referensi dalam dakwah, baik ketika berceramah, menulis, dan lebih-lebih saat mempersiapkan untuk mengisi forum-forum tertentu seperti training,workshop, seminar dan yang semacamnya.

Singkatnya saja, banyak yang saya dapatkan dari internet untuk menambah kelengkapan dan kesempurnaan dalam berdakwah, dari mulai data-data dan berita fakta untuk menggugah audiens, file2 multi media (JPEG,MP3,WMP,dsb) untuk menghias presentasi, second opinion dari para pakar tentang sebuah masalah yang ingin saya tulis, hingga download referensi induk kitab-kitab bahasa arab format pdf yang begitu banyak tersebar di situs-situs berbahasa arab. Bayangkan saja, di situs waqfeya misalnya, anda bisa menemukan ribuan kitab berbahasa arab berformat pdf, yang jika diunggah satu persatu, total file bisa mencapai 120 GB. Subhanallah !

Kalau ibaratnya manusia, pastinya saya sudah banyak berhutang budi dengan yang namanya internet. Karenanya, sekarang saatnya membalas budi, meski tak seberapa. Melalui blog yang sederhana ini, saya ingin berbagi beberapa presentasi (ppt) yang telah saya hasilkan dalam berbagai forum kajian, ceramah, dan training yang saya lalui. Tidak banyak memang, tapi setidaknya bisa lebih memperkaya content blog ini, sekaligus berbagi kepada para sahabat blogger yang juga intens berdakwah. Silahkan dibaca, dinikmati, digunakan, diubah, ditambah dan seterusnya. Semoga bermanfaat.

Untuk download, bisa dilihat di folder Download disamping kiri blog ini, atau langsung klik daftar materi dibawah ini :

MATERI PPT 01 TRAINING ZAKAT

MATERI PPT 02 PROBLEMATIKA REMAJA

MATERI PPT 03 MENGGAPAI SHOLAT KHUSYUK

MATERI PPT 04 MANAJEMEN DAKWAH

MATERI PPT 05 PALESTINA AKANKAH TERLUPAKAN

MATERI PPT 06 AGAR DAKWAH LEBIH BERKAH

MATERI PPT 07 POLITIK PEREMPUAN DALAM ISLAM

MATERI PPT 08 MENGGAPAI RAMADHAN BERKAH

MATERI PPT 09 INSPIRING EDUCATION

MATERI PPT 10 MENJAGA KEISTIQOMAHAN

MATERI PPT 11 BERINTERAKSI DENGAN AL-QURAN

MATERI PPT 12 ENERGIZING DAKWAH

MATERI PPT 13 DAKWAH SEPENUH HATI

MATERI PPT 14 MEMBANGUN PRESTASI

MATERI PPT 15 ADAB MENYAMBUT KEMENANGAN

MATERI PPT 16 METODOLOGI TAFSIR AL-QURAN

MATERI PPT 17 MUSYAROKAH SIYASIYAH

MATERI PPT 18 PERAN PEMUDA

MATERI PPT 19 PILAR KEBANGKITAN UMAT

UPDATE 18 MEI 2009

MATERI PPT 20 TAZKIYATUN NAFS

MATERI PPT 21 TARBIYAH ASKARIYAH

MATERI PPT 22 MEKANISME IJIN SYAR'I

MATERI PPT 23 MANAJEMEN UKHUWAH

MATERI PPT 24 URGENSI BELAJAR BAHASA ARAB

MATERI PPT 25 AGAR NGAMPUS TAK SEKEDAR STATUS

UPDATE 19 MEI 2009

MATERI PPT 26 ISLAM & POLITIK

MATERI PPT 27 GAYA HIDUP SEHAT

MATERI PPT 28 PERMASALAHAN PENENTUAN AWAL ROMADHON

UPDATE 17 AGUSTUS 2009

MATERI PPT 29 AIDS DALAM PANDANGAN ISLAM

MATERI PPT 30 STUDI GERAKAN MAHASISWA ISLAM

UPDATE 15 SEPTEMBER 2009

MATERI PPT 31 PANDUAN KULIAH DI LUAR NEGRI

MATERI PPT 32 MEMAHAMI TAFSIR BIRRO'YI

MATERI PPT 33 SASTRA UNTUK DAKWAH

UPDATE 12 DESEMBER 2009

34. Kiat Mahasiswa Sukses

35. Hakikat Bencana & Musibah

36. Modul Ulumul Quran

37 Ushul Fiqh - Pengantar

38 Ushul Fiqh – Sejarah dan Aliran

39 Ushul Fiqh- Dalil AlQuran

40 Ushul Fiqh- Dalil As-Sunnah

41 Ebook Romantis Islami

42 Tafsir Bir-Ro’yi

43 Penafsiran Al-Quran

44 Ushul Fiqh - Dalil Ijmak

45 Hari Jumat PPT

46 Definisi dan Sejarah Perkembangan Ulumul Quran

UPDATE 22 MARET 2010

MATERI 47 HUKUM SEPUTAR MASJID DAN OPTIMALISASINYA 

MATERI 48 URGENSI BELAJAR BAHASA ARAB 

MATERI 49 SHOLAT KHUSYUK UPDATE 

UPDATE 21 JUNI 2010

Materi 50 : Fiqh dan Adab berdoa 


Materi 51 : Fiqh Zakat Praktis
  

Materi 52 : Adab dan Hukum Safar 

Materi 53 : Manajemen Dakwah Keluarga 

Materi 54 : Fiqh Itsbat Ramadhan ( Hisab & Rukyat ) 

sumber : http://www.indonesiaoptimis.com/2009/05/download-gratis-presentasi-dakwah.html

Selasa, 28 September 2010

Menjadi Guru Impian, Bagaimana?

Menjadi Guru Matematika Impian, Bagaimana?
Sebut saja namanya Pak Endar, beliau adalah guru matematika saya sewaktu SMA dulu. Beliau ini adalah guru yang sangat disegani, ditakuti, sekaligus disukai murid-muridnya. Terasa ganjil memang, ada guru yang ditakuti sekaligus disukai. Tapi, saya tidak mengada-ada. Faktanya, dalam pemilihan guru favorit versi siswapun beliau meraih suara terbanyak, keluar sebagai pemenang.
Banyak cerita menarik tentang guru matematika SMA saya itu. Salah satu contohnya begini. Waktu itu, seingat saya, beliau mengajar tentang geometri dimensi tiga. Seperti biasa beliau mengajari kami dengan gaya khasnya. Penjelasannya, bagi saya, begitu rinci dan dapat dimengerti. Cara penyampaian pelajarannya juga tidak monoton. Tidak melulu materi pelajaran. Seringkali diselipi nasihat-nasihat yang sangat mengena, tepat penyampaiannya. Walau beliau terkesan orang yang sangat serius, kelihatan galak, dan sedikit bicara, namun celetukan-celetukannya seringkali mengundang gelak tawa siswa-siswanya, padahal beliau sendiri tidak ikut tertawa, ya “datar” saja mukanya (istilah kami waktu itu, lempeng-lempeng saja).
Oh iya, kembali ke cerita menarik waktu itu. Setelah memberi contoh soal tentang geometri, dan memberi latihan ke kami. Beliaupun tak lupa memberi PR. Waktu itu, beliau cukup banyak memberi kami PR. Katanya begini, “Untuk PR, kerjakan latihan 2 dan latihan 3 semuanya. Besok dikumpulkan!” Kemudian, salah seorang teman saya waktu itu, sebut saja namanya Marni, bertanya begini. “Pak, PR-nya ditulis di kertas folio polos atau folio bergaris?” Pak Endar tak menjawab, tak menggubris pertanyaan Marni, karena sedang beres-beres (membereskan buku dan alat tulis yang baru saja dipakai) untuk segera pergi meninggalkan kelas. Marni mengulangi pertanyaannya, “Pak, PR-nya ditulis di kertas folio polos atau folio bergaris?” Lagi-lagi, Pak Endar tidak menghiraukannya. Maklum, teman saya ini terkenal cerewet dan sering bertanya. Marni tak putus asa, dan bertanya hal yang sama. Lagi-lagi, Pak Endar masih diam. Kemudian, sambil beliau berlalu meninggalkan kelas, Marni masih tetap bertanya lagi hal yang sama. Tepat di muka pintu, sambil pergi Pak Endar menjawab pertanyaan Marni, “PR-nya ditulis di… kulit bedug!” Sontak, kami sekelas tertawa terbahak-bahak. Hahahahahaha…. Eits, cerita belum selesai.
Keesokan harinya, PR pun dikumpulkan (tentunya tidak ditulis di kulit bedug, tapi di kertas folio bergaris atau polos). Seperti biasa juga, Pak Endar menjelaskan materi selanjutnya. Kali ini juga beliau memberi kami PR. Katanya begini, “Untuk PR, kerjakan sisa latihan 4 dan latihan 5 semuanya. Minggu depan dikumpulkan!” Setelah berkata begitu, Marni bertanya, “Pak PR-nya ditulis di kertas folio bergaris ya?” Seperti biasa juga, Pak Endar tak langsung menjawab. Pertanyaan ini pun diulangi Marni beberapa kali. Lagi-lagi Pak Endar, tak langsung menjawab. Ada teman saya yang lain, sambil becanda nyeletuk ke Marni. “PR-nya ditulis di kulit bedug!” Marni tak hirau dengan celetukan teman saya itu. Kemudian, sambil menunggu waktu selesai pelajaran, beliau sedikit memberi nasihat dengan sedikit obrolan ringan. Hingga waktu pelajaran pun hampir selesai. Beliaupun segera beres-beres dan akan berlalu meninggalkan kelas. Ketika hampir keluar kelas, Marni masih sempat bertanya hal yang sama. Tepat di muka pintu pula, sambil berlalu pergi, Pak Endar menjawab pertanyaan Marni, “Ditulis di… tripleks!” Hahahahahaaa…. Tawa pun meledak dengan kerasnya, dan untuk beberapa saat menggoncang ruangan kelas kami. Cerita tadi, hanya secuil kenangan, dari seorang guru yang saya idolakan. Masih banyak cerita-cerita lain yang tentunya tak kalah menariknya.
Nah, bagaimana menjadi sosok guru matematika yang diidolakan itu? Sekurang-kurangnya, guru idola itu memenuhi kriteria: (1) menguasai materi matematika yang akan diajarkan ke siswanya; (2) menguasai cara mengajarkan matematika ke siswanya; dan (3) mengajar dengan ikhlas. Lho…, kok cuma sedikit sih? Sabar sebentar. Penjelasannya begini.
Yang pertama. Guru matematika sepantasnya = selayaknya menguasai materi matematika yang akan diajarkan ke siswanya. Apa jadinya bila guru matematika tak menguasai materi yang akan diajarkannya? Harus diakui memang, kata “menguasai materi” itu juga relatif. Untuk itu, agar semakin menguasai materi matematikanya, guru juga sepertinya perlu belajar. Mau menambah pengetahuan dari mana saja. Mau meningkatkan diri. Tidak berpuas diri dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Tidak berbangga diri dengan lamanya pengalaman berkiprah di dunia “ajar-mengajar”. Sederhananya, mau memperbaiki diri. Jangan sampai ada celetukan begini, “Wah Pak Anu atau Bu Inu itu ngajarnya tiap tahun, begitu-begitu saja, catatannya sama, obrolannya sama, lawakannya sama, sampai titik komanya yang ditulis di catatan siswa juga sama.” Oh iya, menguasai materi saja juga sepertinya belum cukup. Karena katanya, banyak guru yang ngajarnya seperti ngobrol dengan papan tulis. Gurunya asyik ngobrol, siswanya apalagi.
Yang kedua. Guru matematika idealnya bisa menyampaikan materi matematika ke siswanya. Bisa menggiring siswanya untuk belajar dengan enak, santai, rileks, dan menyenangkan. Untuk itu, katanya, guru perlu menguasai dan mempraktikkan macam-macam pendekatan pembelajaran supaya materi yang disampaikannya efektif tersampaikan; menyadari bahwa siswa juga manusia yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda; memahami bagaimana siswa belajar matematika; dan menyadari bahwa matematika adalah juga bagian dari aktivitas manusia. Dan tentunya, masih banyak lagi yang lainnya. Silakan ditambahi!
Pendapat saya sebagai siswa. Saya mengidolakan guru matematika yang mampu menunjukkan kaitan matematika itu dengan kehidupan nyata. Bukan hanya aplikasi materi matematika secara langsung saja (misal penerapan materi: aritmetika (+, - , :, x, ) dalam perdagangan), tapi fenomena-fenomena hidup pun bisa dijelaskan dengan matematika secara sederhana.
Saya juga menyenangi guru matematika yang bisa menyelipkan nasihat-nasihat, cerita, humor, anekdot, bukan hanya materi matematika saja yang disampaikan. Bila hanya materi matematika saja, bisa bosan, hambar rasanya, tak segar pikiran ini dibuatnya. Matematika seperti terlepas dari kehidupan manusia. Matematika seperti bukan bagian aktivitas manusia. Karena saya menyenangi guru yang bisa seperti ini, waktu itu, saya sering membuat catatan pinggir di buku matematika saya, bisa berupa: cerita-cerita, nasihat, humor, kisah, kejadian di kelas, atau yang lainnya. Bila catatan saya itu dibaca, pikiran saya seperti menembus ruang dan waktu, menerawang, dan mengenang kejadian waktu itu.
Oh iya, saya juga suka guru matematika yang serius, tapi kreatif, sering menyelipkan pertanyaan matematika sebagai selingan dan atau pancingan. Selingan ini bisa disampaikan di awal pembelajaran, di tengah pembelajaran, atau di akhir pembelajaran. Contoh pertanyaan selingan itu seperti ini.
Seekor kodok, jatuh ke dalam lubang yang dalamnya 10 meter. Untuk bisa keluar dari lubang tersebut, tentu sang kodok berusaha memanjatnya. Dalam sehari yang bisa dilakukannya adalah: di waktu siang, sang kodok bisa naik 3 meter, tapi di malam hari karena dingin, licin, dan sambil menangkapi nyamuk untuk disantap dia terperosok lagi 2 meter. Begitu setiap harinya. Berapa hari sang kodok bisa keluar dari lubang tersebut?
Ketika pertanyaan ini disampaikan, waktu itu saya bukan siswa SD lagi, banyak teman saya dengan cepat (kurang dari satu menit) menjawabnya. Jawaban mereka waktu itu adalah **** hari. Saya pun ikut-ikutan menjawab **** hari. Tapi, anehnya guru saya seperti tak puas dengan jawaban kami. Setelah saya pikir pelan-pelan, saya baru sadar kenapa guru saya itu tak puas dengan jawaban teman-teman saya itu. Akhirnya, setelah beberapa saat, ada teman saya yang bisa menjawabnya dengan benar. Ayo…. apa jawabannya?
Yang ketiga. Ikhlas. Satu kata yang mudah diucapkan, namun sukar dilakukan. Sukar pula dilihat indikatornya. Kata orang, berbuat ikhlas untuk suatu aktivitas (ibadah) itu seperti aktivitas membuang kotoran diri sendiri. Nah, yang saya maksud ikhlas di tulisan ini adalah bahwa: aktivitas mengajar (pembelajaran) yang dilakukan guru itu perlu dilandasi dengan niat ibadah. Dengan niat seperti ini, katanya, mengajarpun akan terasa enjoy alias menyenangkan, dan siswa pun akan enak juga dibuatnya. Bila dilandasi niat seperti ini juga, katanya, menjadi guru (matematika) itu akan merupakan suatu pekerjaan yang membahagiakan, di dunia dan insya Allah di akhirat kelak. Betul?
Catatan:
Tulisan di atas, masih sangat mungkin untuk dilengkapi (maklum masih “melarat = miskin yang semiskin-miskinnya” pengalaman). Saya menulis ini untuk sementara hanya se”kenanya?”; hanya menurut “gosip-gosip” yang pernah saya dengar; hanya dari sudut pandang sempit saya saja; hanya menurut angan-angan saya saja yang tentunya masih banyak ngawurnya (makanya judulnya ada kata “Impian” segala); dan hanya-hanya yang lain. Jadi, bila tulisan ini tak lengkap dan mengandung kata-kata yang kurang berkenan, mohon maaf saya perlu katakan untuk ibu-bapak guru sekalian, khususnya guru matematika.

dari : http://nanimtksma.blogspot.com/2009/05/menjadi-guru-yang-menyenangkan.html